Minggu, 23 Desember 2012

Sejarah Musik Perkusi

Ketika itu ada sekelompok remaja yang sedang memegang sejenis “barang-barang sampah” disimpang jalan. Sambil memainkan dengan pukulan yang tak beraturan, tetapi tak sengaja ternyata dari pukulannya itu terdengar oleh telinga para rekannya yang sedang duduk melingkar terdengar sebuah irama dan cukup enak didinding telinga. Semakin lama, pukulan itu semakin membuat mereka penasaran untuk menemukan irama dentuman yang lainnya.
Pada waktu itu pula, ada seorang bapak tua yang sedang menjemurkan kursinya di teras rumah. Dengan jelinya dan tanpa permisi lagi, remaja tersebut mengambil kursi untuk alas mereka duduk. Pemilik kursi pun tersentak kaget dan berkeliling mencari kursinya itu, Alhasil kursi tersebut ia lihat sedang diduduki oleh para remaja yang sedang asyik memukulkan “barang-barang sampah”. Dengan emosinya bapak tersebut menarik dan mengangkut semua kursi, para remaja yang sedang asyik berkumpul itu pun tersundut juga emosinya. “Kembalikan kursi Saya.” Ucap si bapak tua sambil menarik satu persatu kursinya. “Saya pinjam sebentar, Pak. Nanti kami balikin lagi deh.” Rayu remaja tersebut. “Oh …Tidak bisa.” Dengan acuhnya Bapak itu meninggalkan mereka. Lalu salah seorang dari remaja itu berdiri dan berteriak dengan lantang …“Ya sudah, berapa PERKURSINYA !!!!!” dengan lantang tak terhenti.
Dan sejak saat itu hingga kini, setiap peformance perkusi. Para personilnya tidak pernah duduk beralaskan kursi dan mereka cukup enjoy dengan berdiri. Hehehehe : )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar