Ketika itu ada sekelompok
remaja yang sedang memegang sejenis “barang-barang sampah” disimpang jalan.
Sambil memainkan dengan pukulan yang tak beraturan, tetapi tak sengaja ternyata
dari pukulannya itu terdengar oleh telinga para rekannya yang sedang duduk
melingkar terdengar sebuah irama dan cukup enak didinding telinga. Semakin
lama, pukulan itu semakin membuat mereka penasaran untuk menemukan irama
dentuman yang lainnya.
Pada waktu itu pula, ada
seorang bapak tua yang sedang menjemurkan kursinya di teras rumah. Dengan
jelinya dan tanpa permisi lagi, remaja tersebut mengambil kursi untuk alas
mereka duduk. Pemilik kursi pun tersentak kaget dan berkeliling mencari
kursinya itu, Alhasil kursi tersebut ia lihat sedang diduduki oleh para remaja
yang sedang asyik memukulkan “barang-barang sampah”. Dengan emosinya bapak
tersebut menarik dan mengangkut semua kursi, para remaja yang sedang asyik
berkumpul itu pun tersundut juga emosinya. “Kembalikan kursi Saya.” Ucap si
bapak tua sambil menarik satu persatu kursinya. “Saya pinjam sebentar, Pak.
Nanti kami balikin lagi deh.” Rayu remaja tersebut. “Oh …Tidak bisa.” Dengan
acuhnya Bapak itu meninggalkan mereka. Lalu salah seorang dari remaja itu
berdiri dan berteriak dengan lantang …“Ya sudah, berapa PERKURSINYA !!!!!”
dengan lantang tak terhenti.
Dan sejak saat itu hingga
kini, setiap peformance perkusi. Para personilnya tidak pernah duduk
beralaskan kursi dan mereka cukup enjoy dengan berdiri. Hehehehe : )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar