Minggu, 23 Desember 2012

Ibrahim Pun Bertanya

Seorang lelaki tua berdiri tegak
Berpijak dengan sejuta tanya
Genapan usianya merayu ia untuk bertanya kembali
Hingga serpihan kalimatnya tak lain hanyalah sebuah lintasan tanya

Ketika melihat bintang, ia berkata INILAH TUHANKU
Tetapi mengapa terbenam? Aku tidak suka kepada yang terbenam
Ketika melihat bulan, ia berkata INILAH TUHANKU
Tetapi mengapa terbenam? Aku tidak suka kepada yang terbenam
Ketika melihat matahari yang besar dihadapannya, ia berkata INILAH TUHANKU
Tetapi mengapa terbenam? Aku tidak suka kepada yang terbenam
Namun, semuanya membisu
Bak terisolasi baja yang tak bercelah

Setelah lama ia melempar tanya akan diri-Mu
Cermin-cermin jawaban-Mu memantul
Menyeliputi dinding mata hatinya
Engkau hadir dihati ciptaanmu
Dan Engkau hadir menutup tanyanya


Di teras rumah sore hari, Sabtu 15 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar