Awalnya aku malu
dan tidak PD untuk mengenalkan ke umum nama pemberian dari kedua oragtua, Ahmad Dahlan lengkapnya nama yang
diberikan untukku saat setelah kelahiran hingga kini. Aku pun berpikir, nama
ini sungguh berat untuk aku kenakan. Berbagai alasan pun mencoba memperkuat
untuk menepis menggunakan nama itu untuk sebuah nama pena. Alasannya karena: Ahmad Dahlan
adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia yang lahir di Yogyakarta 1 Agustus 1868, meninggal di
Yogyakarta 23 Februari 1923 genap tutu usia pada 54 tahun. Dan pada
tahun
1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk
melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara.
Nama Ahmad
Dahlan juga diabadikan oleh sebagian orang sebagai tanda untuk mengenag
jasanya, salah satunya tertera di nama
jalan yang ada di kota-kota seperti yang terdapat di Bandung, Jakarta,
Tangerang, Batam, Kutai Timur, dan sebagian kota lainnya.
Sehingga
berat rasanya mengenakan nama Ahmad Dahlan, Dan akhirnya saya menemukan
nama “unik” dari nama-nama adikku yang diakronimkan menjadi nama penaku.
Muncullah nama
itu, Dahlan Rifalufi, dengan penjelasan Dahlan nama akrab sapaan
di rumah dan lingkungan dimana aku bersosialisasi, sedangkan Ri (adalah nama Ridho Fuadi, adik pertamaku), Fa
(adalah nama Fa’i, adik keduaku-),
dan Lufi (adalah nama Lutfi yang
merupakan adik terakhirku).
Dan saat liburan
kuliah tiba, aku sengaja pulang untuk meminta izin kepada Mak dan Baba, kalau
aku inggin menjadi seorang penulis dengan menggunakan nama Dahlan Rifalufi. Namun Mak dan Baba tidak “ngeh” apa itu seorang penulis. Bahkan
ia bertanya nanti kerjaanya ngapain ba’e?? Kemudian Mak menambahkan, Mak
mah gak tau (gak ngerti) tunjukin ba’e dah jadinya kayak apa.
Setelah itu
setiap mengirim ke media dan penerbit nama Dahlan Rifalufi-lah yang aku
kenalkan, dan alhamdulillah segala
sesuatunya menjadi keajaiban dan beberapa keliping koran yang terkumpul dan buku secara berkala aku perlihatkan kepada mereka.
Terimakasih Mak
dan Baba atas do’a restumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar