Minggu, 23 Desember 2012

Dibalik Sebuah Nama

Awalnya aku malu dan tidak PD untuk mengenalkan ke umum nama pemberian dari kedua oragtua, Ahmad Dahlan lengkapnya nama yang diberikan untukku saat setelah kelahiran hingga kini. Aku pun berpikir, nama ini sungguh berat untuk aku kenakan. Berbagai alasan pun mencoba memperkuat untuk menepis menggunakan nama itu untuk sebuah nama pena. Alasannya karena: Ahmad Dahlan adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir di Yogyakarta 1 Agustus 1868, meninggal di Yogyakarta 23 Februari 1923 genap tutu usia pada 54 tahun. Dan pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara.
Nama Ahmad Dahlan juga diabadikan oleh sebagian orang sebagai tanda untuk mengenag jasanya,  salah satunya tertera di nama jalan yang ada di kota-kota seperti yang terdapat di Bandung, Jakarta, Tangerang, Batam, Kutai Timur, dan sebagian kota lainnya.
Sehingga berat rasanya mengenakan nama Ahmad Dahlan, Dan akhirnya saya menemukan nama “unik” dari nama-nama adikku yang diakronimkan menjadi nama penaku.
Muncullah nama itu, Dahlan Rifalufi, dengan penjelasan Dahlan nama akrab sapaan di rumah dan lingkungan dimana aku bersosialisasi, sedangkan Ri (adalah nama Ridho Fuadi, adik pertamaku), Fa (adalah nama Fa’i, adik keduaku-), dan Lufi (adalah nama Lutfi yang merupakan adik terakhirku).
Dan saat liburan kuliah tiba, aku sengaja pulang untuk meminta izin kepada Mak dan Baba, kalau aku inggin menjadi seorang penulis dengan menggunakan nama  Dahlan Rifalufi. Namun Mak dan Baba tidak “ngeh” apa itu seorang penulis. Bahkan ia bertanya nanti kerjaanya ngapain ba’e??  Kemudian Mak menambahkan, Mak mah gak tau (gak ngerti) tunjukin ba’e dah jadinya kayak apa.
Setelah itu setiap mengirim ke media dan penerbit nama Dahlan Rifalufi-lah yang aku kenalkan, dan alhamdulillah segala sesuatunya menjadi keajaiban dan beberapa keliping koran yang terkumpul dan buku secara berkala aku perlihatkan kepada mereka.
Terimakasih Mak dan Baba atas do’a restumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar